Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli pakaian
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2
bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang
konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang
konsumen.
Adapun yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen antara lain, kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok anutan ( small reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.
Adapun yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen antara lain, kekuatan social budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok anutan ( small reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.
Menganalisis perilaku konsumen akan
berhasil apabila kita dapat memahami aspek-aspek psikologis manusia secara
keseluruhan. Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang
berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan serta
pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Tujuan
Untuk
mengetahui lebih jelas factor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam
membeli pakaian.
Kajian
Pustaka
Faktor Sosial
a.
Group
Sikap dan perilaku seseorang
dipengaruhi oleh banyak grup-grup kecil. Kelompok dimana orang tersebut berada
yang mempunyai pengaruh langsung disebut membership group. Membership group
terdiri dari dua, meliputi primary groups (keluarga, teman, tetangga, dan rekan
kerja) dan secondary groups yang lebih formal dan memiliki interaksi rutin yang
sedikit (kelompok keagamaan, perkumpulan profesional dan serikat dagang). (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, pp. 203-204).
b.
Family Influence
Keluarga memberikan pengaruh
yang besar dalam perilaku pembelian. Para pelaku pasar telah memeriksa peran
dan pengaruh suami, istri, dan anak dalam pembelian produk dan servis yang
berbeda. Anak-anak sebagai contoh, memberikan pengaruh yang besar dalam
keputusan yang melibatkan restoran fast food. (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.204).
c.
Roles and Status
Seseorang memiliki beberapa
kelompok seperti keluarga, perkumpulan-perkumpulan, organisasi. Sebuah role
terdiri dari aktivitas yang diharapkan pada seseorang untuk dilakukan sesuai
dengan orang-orang di sekitarnya. Tiap peran membawa sebuah status yang
merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat (Kotler,
Amstrong, 2006, p.135).
Faktor Personal
a.
Economic Situation (Keadaan Ekonomi)
Keadaan ekonomi seseorang
akan mempengaruhi pilihan produk, contohnya rolex diposisikan konsumen kelas
atas sedangkan timex dimaksudkan untuk konsumen menengah. Situasi ekonomi
seseorang amat sangat mempengaruhi pemilihan produk dan keputusan pembelian
pada suatu produk tertentu (Kotler, Amstrong, 2006, p.137).
b.
Lifestyle (Pola/Gaya Hidup)
Pola kehidupan seseorang
yang diekspresikan dalam aktivitas, ketertarikan, dan opini orang tersebut.
Orang-orang yang datang dari kebudayaan, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
mungkin saja mempunyai gaya hidup yang berbeda (Kotler, Amstrong, 2006, p.138)
c.
Personality and Self Concept (Karakteristik)
Personality adalah
karakteristik unik dari psikologi yang memimpin kepada kestabilan dan respon
terus menerus terhadap lingkungan orang itu sendiri, contohnya orang yang
percaya diri, dominan, suka bersosialisasi, otonomi, defensif, mudah
beradaptasi, agresif (Kotler, Amstrong, 2006, p.140). Tiap orang memiliki
gambaran diri yang kompleks, dan perilaku seseorang cenderung konsisten dengan
konsep diri tersebut (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.212).
d.
Age and Life Cycle Stage (Umur)
Orang-orang merubah barang
dan jasa yang dibeli seiring dengan siklus kehidupannya. Rasa makanan,
baju-baju, perabot, dan rekreasi seringkali berhubungan dengan umur, membeli
juga dibentuk oleh family life cycle. Faktor-faktor penting yang berhubungan
dengan umur sering diperhatikan oleh para pelaku pasar. Ini mungkin dikarenakan
oleh perbedaan yang besar dalam umur antara orang-orang yang menentukan
strategi marketing dan orang-orang yang membeli produk atau servis. (Kotler,
Bowen, Makens, 2003, pp.205-206)
e.
Occupation
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibeli.
Contohnya, pekerja konstruksi sering membeli makan siang dari catering yang
datang ke tempat kerja. Bisnis eksekutif, membeli makan siang dari full service
restoran, sedangkan pekerja kantor membawa makan siangnya dari rumah atau
membeli dari restoran cepat saji terdekat (Kotler, Bowen,Makens, 2003, p. 207).
Faktor Psychological
a.
Motivation (Moitivasi)
Kebutuhan yang mendesak untuk mengarahkan seseorang untuk mencari
kepuasan dari kebutuhan. Berdasarkan teori Maslow, seseorang dikendalikan oleh
suatu kebutuhan pada suatu waktu. Kebutuhan manusia diatur menurut sebuah
hierarki, dari yang paling mendesak sampai paling tidak mendesak (kebutuhan
psikologikal, keamanan, sosial, harga diri, pengaktualisasian diri). Ketika
kebutuhan yang paling mendesak itu sudah terpuaskan, kebutuhan tersebut
berhenti menjadi motivator, dan orang tersebut akan kemudian mencoba untuk
memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya (Kotler, Bowen, Makens, 2003,
p.214).
b.
Perception (Persepsi)
Persepsi adalah proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi,
dan menerjemahkan informasi untuk membentuk sebuah gambaran yang berarti dari
dunia. Orang dapat membentuk berbagai macam persepsi yang berbeda dari
rangsangan yang sama (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.215).
c.
Learning (Pembelajaran)
Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan
berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima (mungkin didapatkan
dari membaca, diskusi, observasi, berpikir) atau dari pengalaman sesungguhnya,
baik informasi terbaru yang diterima maupun pengalaman pribadi bertindak
sebagai feedback bagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa depan
dalam situasi yang sama (Schiffman, Kanuk, 2004, p.207).
d.
Beliefs and Attitude (pemikiran deskriptif)
Beliefs adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang mempercayai
sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan asli, opini, dan iman
(Kotler, Amstrong, 2006, p.144). Sedangkan attitudes adalah evaluasi, perasaan
suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten dari seseorang pada
sebuah obyek atau ide (Kotler, Amstrong, 2006, p.145).
Faktor Cultural
Nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang
dipelajari seseorang melalui keluarga dan lembaga penting lainnya (Kotler,
Amstrong, 2006, p.129). Penentu paling dasar dari keinginan dan perilaku
seseorang. Culture, mengkompromikan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan, dan
perilaku yang dipelajari seseorang secara terus-menerus dalam sebuah
lingkungan. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, pp.201-202).
a.
Subculture
Sekelompok orang yang berbagi sistem nilai berdasarkan persamaan
pengalaman hidup dan keadaan, seperti kebangsaan, agama, dan daerah (Kotler,
Amstrong, 2006, p.130). Meskipun konsumen pada negara yang berbeda mempunyai
suatu kesamaan, nilai, sikap, dan perilakunya seringkali berbeda secara
dramatis. (Kotler, Bowen, Makens, 2003, p.202).
b.
Social Class
Pengelompokkan individu berdasarkan kesamaan nilai, minat, dan
perilaku. Kelompok sosial tidak hanya ditentukan oleh satu faktor saja misalnya
pendapatan, tetapi ditentukan juga oleh pekerjaan, pendidikan, kekayaan, dan
lainnya (Kotler, Amstrong, 2006, p.132).
PEMBAHASAAN
Perilaku pembelian konsumen sebenarnya
di pengaruhi oleh faktor-faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Sedangkan faktor yang paling berpengaruh dan paling luas dan paling dalam
adalah faktor budaya.
·
FAKTOR BUDAYA
Budaya, sub-budaya, dan kelas
sosial sangat penting bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu
keinginan dan perilaku pembentuk paling dasar. Anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan
seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan perilaku dari keluarga dan
lembaga-lembaga penting lainnya. Masing-masing
budaya terdiri dari sejumlah sub-budaya yang lebih menampakkan identifikasi dan
sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Sub-budaya mencakup kebangsaan, suku,
agama, ras, kelompok bagi para anggotanya. Ketika sub-budaya menjadi besar dan
cukup makmur, perusahaan akan sering merancang program pemasaran yang cermat
disana.
Faktor
Budaya merupakan salah satu faktor yang bisa mempengaruhi konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian suatu produk. Dalam hal ini yaitu pakaian, maka
memotivasinya adalah membeli produk-produk yang berasal dari Indonesia/dalam
negeri. Alasannya adalah sudah sangat mencintai kebudayaan Indonesia sehingga hanya
mau membeli produk-produk buatan local.
·
FAKTOR
SOSIAL
Selain
budaya faktor sosial juga ikut mempengaruhi seseorang dalam pembelian suatu
produk. Biasanya secara sosial adalah yang sedang trend di masyarakat. Karena
biasanya konsumen cenderung selalu ingin mengikuti segala sesuatu model yang
sedang trend. Kemudian ada juga yang bilang kalau tidak mengikuti trend maka
ketinggalan jaman. Didalam hal ini yaitu model pakaian misalnya saja yang
sedang trend disini adalah kemeja-kemeja yang sudah dimodivikasi sehingga
tampak lebih modern.
Peran dan status sosial seseorang
menunjukkan kedudukan orang itu setiap kelompok sosial yang ia tempati. Peran
meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing
peran menghasilkan status.
·
FAKTOR PRIBADI
Faktor
Pribadi, adalah faktor yang paling menentukan dalam pembelian suatu produk. Hal
ini dikarenakan sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik seperti usia,
keadaan ekonomi, dan yang paling penting adalah kosep diri. Dalam hal ini adalah
produk pakaian maka yang menentukan adalah kenyamanan dalam memakainya dan
harga yang terjangkau.
·
FAKTOR
PSIKOLOGIS
Titik awal untuk memahami perilaku
konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar seperti ekonomi, teknologi,
politik, budaya. Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik
konsumen tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian.
Empat proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara
fundamental, mempengaruhi tanggapan konsumen terhadap rangsangan pemasaran.
Dalam
hal ini yaitu pakaian maka berdasarkan faktor psikologis adalah faktor
kepuasan. Dan kepuasan akan terasa atau terdapat jika rasa kenyamanan terpenuhi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Perilaku konsumen yang dilakukan
individu maupun kelompok yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan
dalam mendapatkan, menggunakan barang dan jasa dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu budaya, social, pribadi, psikologis dan struktur itu sendiri.
Adapun juga tingkat keterlibatan
diferensiasi merek juga dapat mempengaruhi seorang konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian suatu produk. Variabel pemikiran konsumen adalah faktor
kognitip yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Tiga tipe variable pemikiran
berperan secara esensial dalam pengambilan keputusan, antara lain persepsi
karateristik merk, sikap lanjutan terhadap merk dan manfaat keinginan konsumen.
Ini merupakan juga hasil akhir proses konsumen keputusan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Thank's Infonya Bray .. !!!
BalasHapuswww.bisnistiket.co.id